Selasa, 10 Juli 2012

.............?????

"No Strings" means no jealousy, no expectations, no fighting, no flowers, no baby voices. It means they can do whatever they want, whenever they want, in whatever public place they want, as long as they don't fall in love.

Hmmmm...ungkapan di atas bukanlah sebuah ungkapan semata yang hanya dijadikan hiasan di setiap elemen yang ada. Namun, ungkapan di atas adalah sebuah konsep yang penting untuk dihargai dan dimaknai. Ketika semua perasaan sudah tertutup untuk menjalin sebuah apa yang disebut relationship ataupun komitmen. Tidak semua orang tahu dan dapat memaknainya dengan benar, mereka bahkan akan hanya memandangnya sebelah mata konsepsi di atas. Tidaklah heran ketika konsepsi di atas hanya akan menjadi sampah untuk para manusia yang begitu menjunjung tinggi adanya komiten.
Seakan pikiran terus melayang memaknai hal itu. Sampai saat ini masih terbersit pertanyaan yang selalu bertanya apa itu komitmen dan relationship. Perasaan ini berujung pada sebuah konsepsi idealisme seperti yang terungkap di atas. Dan hal itu sudah menjadi prinsip.
Mungkin saat ini adalah saat dimana tidak bisa dipungkiri untuk menjadi seorang yang munafik. Perasaan dimana harus menutupi sebuah perasaan yang harusnya indah, namun terbentur pada sebuah idealisme seperti di atas. Perasaan yang muncul ini begitu indah. Love, seperti itu orang awam menyebutnya. Ketika semua bisa dibuat lebih berharga dan lebih hidup. Bahkan perasaan ini membuat diri lupa akan prinsipnya. Jealousy, sebuah perasaan yang sangat tabu dalam menjalin sebuah No strings. Sebuah perasaan yang bisa membuat diri menjadi tidak karuan, menjadi lebih emosional dan moody. Ingin rasanya membuang jauh-jauh perasaan ini jika melihat konsepsi di atas. Namun apadya jika diri seolah menolak untuk menghalangi itu. Seolah portal-portal diri sudah tertutup rapat ketika perasaan itu mulai masuk dan berdiam diri di dalam.
Ada yang salah disini. Ketika tidak bisa mengungkapkan rasa itu. Entah tidak bisa atau malu untuk mengungkapkannya. Ya, karena bukan siapa-siapa. Karena tidak memiliki apa yang disebut komitmen dan ikatan yang jelas. Di saat ini seakan ingin menolak dan mengacuhkan semua prinsip ini, dengan segala kekuatan yang dimiliki prinsip ini ingin sekali dilawan. Namun pertanyaan kembali ke awal, tentang sebuah presepsi mengenai "munafik". Yang paling mengerikan adalah "menjilat ludah sendiri'. Saat seperti ini seakan membangunkan dari sebuah fantasi dan imajinasi mengenai No strings. Menampar keras sebelah pipi hingga memerah dan pedas. Menyadarkan diri untuk kembali mengagungkan dan menyembah kembali tentang komitmen dan relationship. 
Salah atau benar hanya masalah pandangan yang relatif. Orang lain yang bisa menilai dengan segala sudut pandangnya sendiri-sendiri. Yang menjadi kesimpulan disini adalah tidak akan ada yang abadi, bahkan sebuah prinsip dan idealisme. Ketika ada sisi lain yang lebih indah untuk dinikmati, semua akan ditinggalkan. Namun tidak atau belum, ketika masih akan bertahan dan berdiam di dalam konsepsi ini.

"Remember!No strings!No jealousy!"



Dari aku yang akan terus bercerita.

1 komentar:

  1. You can't look back - you just have to put the past behind you, and find something better in your future. No strings ? It can make you hurt more and more, actually !

    BalasHapus