Minggu, 15 Juli 2012

About a Honesty

Pikiranku terus melayang dan terus berputar, seakan tanpa lelah mengingat suatu memori kecil yang begitu indah. Memori yang singkat tapi begitu bermakna. Memori itu seakan sudah tersimpan dengan rapi di bagian paling dalam otakku. Terkunci dan entah dimana kunci tersebut berada, yang artinya memori tersebut tidak mungkin hilang begitu saja mungkin sampai ada orang yang mempunyai kunci dan bisa membuangnya. Keindahan memori itu seakan sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan sebuah kata, namun lebih dari semua ungkapan keindahan yang ada di dunia ini.
Memori itu menyimpan banyak sekali kejadian yang begitu berkesan. Sampai suatu hari ternyata memori tersebut menjadi bom waktu yang bisa setiap saat meledak. Dan inilah saatnya bom waktu itu meledak dengan pemicu yang namanya kejujuran. Di dunia ini yang namanya kejujuran sudah menjadi produk yang langka, bahkan mungkin hampir punah. Sehingga yang namanya kejujuran itu nilainya sangat berharga dibanding dengan apapun juga. Kejujuran itu begitu berharga bagaikan sebuah barang sekali pakai, yang artinya jika kejujuran itu suatu saat rusak oleh suatu kebohongan, maka kejujuran itu tidak akan pernah bisa lagi dipercayai.
Ketika selama ini memori tersebut menawarkan beribu macam kejujuran yang dia miliki, aku menjadi terlena dan masuk dalam menuju memori tersebut. Mengagung-agungkan memori itu layaknya seorang ratu yang ada di jagad raya ini. Memori itu begitu spesial, sampai aku rela menyerahkan secara total semua yang aku miliki untuk masuk dan berdiam di dalam memori itu. Kejujuran dari memori tersebut seakan membuat aku lupa diri tentang siapa aku. Membuat aku lupa dengan semua yang seharusnya aku nomor satukan, karena semuanya tertuju dan terfokus tepat di memori tersebut. Semuanya itu membuat aku terbang melayang tinggi ke udara dan seakan terus membisikkan "tetaplah disini karena kamu akan terus melayang dan tidak akan terjatuh dari keindahan ini." 
Namun, semua rasa kepercayaan itu sekejap seakan lenyap dan lagi-lagi semuanya sudah rusak dan entah bisa diperbaiki atau tidak. Seakan semua yang pernah dijanjikan oleh sebuah memori tersebut ternyata membuat aku kembali jatuh dari terbangku yang sudah begitu tinggi.  Hal ini membuat semua menjadi patah layaknya pesawat yang terjatuh dari ketinggian. Kejujuran yang selama ini begitu didamba-dambakan oleh seorang aku ternyata musnah begitu saja dengan KEJUJURAN LAIN yang ternyata dengan mudahnya membuat semuanya hilang arah dan keseimbangan. 
Tentang sebuah kejujuran......Yang ada sebuah ungkapan menyatakan "Kejujuran itu menyakitkan". Aku mengasumsikan ungkapan tersebut dengan penjabaran bahwa kejujuran itu sebenarnya indah jika memang itu murni tanpa ada embel-embel apapun itu di belakangnya. Yang membuat menyakitkan dari sebuah kejujuran adalah ketika kejujuran itu ternyata datang di belakang setelah di depan ternyata ada yang ditutup-tutupi. Itu yang sebenarnya yang membuat semuanya menjadi hilang. Ketika semua angan sudah terpatok dan begitu mengagungkan sebuah KEJUJURAN YANG DITUTUP-TUTUPI pastinya akan membuat semuanya jadi lebih menyakitkan begitu tahu dan mengerti yang sebenarnya.


Dari aku yang akan selalu bercerita.

1 komentar:

  1. All stories should have some honesty and truth in them, otherwise you're just playing about. And, because there was an honesty about all that was going on. It connected with the people in the other condition. Like us (maybe) :)

    BalasHapus