Jumat, 03 Agustus 2012

NOLDUANOLDELAPANDUARIBUDUABELAS

Entah apa yang aku rasakan pada hari itu. Hari rabu tepatnya. Berubi-bertubi kejutan yang aku terima dari orang-orang terdekat begitu membuat perasaan ini sudah tidak bisa lagi berkata untuk menggambarkannya. Mulai dari ulah kawan-kawan yang dengan segala keisengannya membuat seluruh badan ini tidak bisa bergerak dan beraroma absurd sekali. Entah dengan bahan kimia apa saja mereka mencampur dan melumurkan di seluruh badan ini. Sebuah momen yang sangat indah, ketika hal kecil ini begitu indah jika dilihat maknanya. Perhatian. Ya, itu maknanya. Belum berhenti disitu saja, karena tiba-tiba seorang kawan lagi yang sudah dibawah pengaruh alkohol datang dan lagi-lagi membuat aroma tubuh ini sudah tidak jelas lagi. Tiga kali tepatnya aku harus membersihkan badan di malam yang begitu dingin menerpa kota ini. Rumah ini seakan sudah menjadi kapal pecah yang berantakan dan puing-puing material yang tadi menimpaku tercecer dimana-mana.
Pukul lima pagi tepatnya ketika semua sudut rumah akhirnya berhasil untuk dievakuasi dari puing-puing itu. Dan tubuh serta mata sudah tidak lagi bersahabat karena kelelahan yang sangat terasa. Akhirnya sebuah kamar menjadi tempat berlabuh dan beristirahat sejenak. Dan......Surprise....Seorang #Kamu yang tadinya ijin untuk pergi ke Jakarta sukses membuat aku terbangun dari istirahatku yang sejenak. Dengan sepotong rainbow cake ditangan dihiasi empat lilin kecil yang memaksaku untuk membuat make a wish dan meniupnya. Ditambah pemberian sebuah kotak kecil yang berisi kunci dan aku harus lagi-lagi dipaksa untuk mencari sebuah harta karun yang bisa dibuka untuk kunci itu. Rasanya badan ini enggan sekali untuk bergerak dan repot mencarinya. Tapi karena #Kamu dan aku harus mencari sebuah kotak harta karun. Dan lagi-lagi, surprise yang tak kunjung berakhir setelah melihat isinya.......
Dan lupakan momen itu, walaupun momen itu begitu berharga dan bermakna. Tapi menurutku ada yang lebih bermakna dari itu semua. Dibawah teriknya matahari siang itu, akhirnya aku bisa melihat senyummu yang tiba-tiba mengembang setelah membuka pintu sebuah kendaraan roda empat itu. Mungkin begitu sederhana apa yang terlihat, namun harapan dari barang itu yang terlalu suci dan berharga. Seiring dengan melajunya kendaraan roda empat itu, #Kamu mulai dengan senyum dan sedikit berkata-berkata sebelum akhirnya sebuah janji suci itu terlontar di antara kita.
Ya...tanggal ini sekarang sudah tidak hanya menjadi momen ulang tahunku saja. Namun juga menjadi pengingat dari janji manis kita dibalik panasnya kota di siang itu. Akhirnya setelah proses yang tidak begitu gampang, namun berliku dan berkelok, semua tembok penghalang dan segala prinsip terpatahkan. Semua yang dulu ditakutkan dan selalu menjadi ganjalan kini sudah terhapuskan. Sekarang janji itu sudah terlontar diantara kita berdua. Sebuah status sosial sudah tertulis diantara kita berdua. Semua pengharapanku untuk masa depan denganmu kini sudah terbuka. Walau aku tahu semua proses itu belum berakhir sampai disini. Masih panjang proses yang harus kami berdua lalui untuk masa depan. 
Tetaplah berproses dan tetaplah untuk menjadi teman dalam berceritaku.

Dari aku yang akan selalu bercerita

Rabu, 01 Agustus 2012

Dua Empat

Yogyakarta, 2 Agustus 2012
Menikmati malam ini seperti malam biasanya, tidak ada yang istimewa dan tidak ada yang terlihat berbeda. Masih bersama kawan-kawan dan tiga anjing kecil yang selalu meramaikan sebuah rumah di sudut kecil kota ini. Malam ini angin berhembus begitu dingin, sampai masuk ke setiap sudut rumah ini. Nampak tenang dengan sedikit bercandaan dari beberapa anak muda. Sungguh malam ini seperti malam-malam biasanya.
Keheningan malam ini seakan mengiringi detik jam yang terus menuju ke pukul 12 malam atau tepat pukul 0 di tanggal 2 Agustus. Dan tanpa disadari ternyata di malam ini tepat di angka dua empat seorang anak muda dari Semarang ini merayakan hari lahir.
Dua empat. Ya....mungkin angka ini terlihat biasa saja, tanpa ada yang istimewa seperti angka-angka yang lainnya. Namun dua empat kali ini dimaknai sangat dalam olehku. Oke, ini adalah usiaku sekarang. Usia yang tentunya bukan anak-anak lagi, dan juga bukan remaja lagi, namun sudah ke jenjang yang lebih dewasa. Dua empat, yang ternyata dulu orang tuaku di usia ini sudah mempunyai anak, yaitu aku. Namun aku, sekarang, di usia ini belom menjadi apa-apa. Bahkan lulus dari study pun belom juga tercapai. 
Seolah malam ini mengingatkan kembali di masa-masa silam. Yang tepat di tanggal ini juga selalu merayakannya bersama orang tua. Dengan kecupan kecil sang ibu di kening yang membuat hati seakan bangga. Tidak peduli akan harta, tidak peduli dengan kado dan tidak peduli dengan surprise yang biasanya diharapkan setiap orang yang merayakannya. Hanya membutuhkan orang-orang tersayang ada di dekat kita itu sudah cukup membuat bahagia. Karena bahagia itu sederhana dan murah, namun maknanya sangat dalam.
Banyak harapan dan cita-cita yang belom dapat digapai hingga usiaku yang sudah banyak ini. Aku sadar akan keterbatasan diri yang selalu menjadi penghambat akan cita-citaku. Namun sekali lagi, cita-cita adalah harapan yang pantas untuk diperjuangkan. Dan akan selalu aku berusaha untuk dapat meraihnya. Harapan demi harapan terlontar dari mulut kecil ini. Namun harapan kecil yang seakan sangat berarti adalah harapan untuk dapat segera membanggakan orangtua dengan apa yang biasa disebut orang dengan "title". Harapan itu yang akan selalu aku ingat untuk segera aku raih di angka dua empat ini. 
Yang jelas, dua empat ini aku sangat rindu dengan masa-masa bisa bersama dengan orang tersayang melewati momen berharga ini. Sekian.

Happy Birthday..Happy Birthday..Happy Birthday to me..............
Wish You All The Best....
-Dua Empat-

Minggu, 22 Juli 2012

Makna di Setiap Gambar

Tattoo.....satu hal yang sudah menjadi-jadi dari waktu aku duduk di bangku sekolah tingkat pertama. Dulu seakan cita-cita tersebut masih begitu mustahil untuk aku jadikan realita, karena berbagai faktor. Dan faktor yang paling utama adalah orang tua dengan segala pe,ikiran dan doktrinnya. Namun, untuk aku tato adalah sebuah seni yang abadi, dan aku sangat mencintai tato. Akhirnya di tahun 2009 aku dengan segala keberanian diri memberanikan untuk memulai merajah tubuh. Dengan segala pemikiran dan pertimbangan, akhirnya cita-citaku selama ini dapat terwujud.
Di malam ini aku akan menceritakan atau memberi makna pada setiap gambar yang kini sudah melekat di tubuhku ini.


Ini adalah tato pertamaku, di akhir tahun 2009. Sebuah tato realis wajah, dia Yesus, sesuai dengan keyakinanku yang seorang Kristen. Gambar itu ada di dada kiri, dan tentu sudah jelas artinya. Aku percaya Dia sebagai juru selamat, dan aku sangat mengidolakan sosok-Nya. Dibawahnya berrtuliskan sebuah ayat dalam Alkitab Kristiani Phillipians 4:13 yang di dalamnya bertuliskan "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku." Yang menurutku ayat itu sungguh sangat bisa menjadi motivasiku ketika aku sedang terpuruk, dan selalu ada yesus yang selalu memberi aku kekuatan untuk melawan keterpurukanku itu.


Ini adalah tato keduaku. Terletak di dada sebelah kanan, tepat bersebelahan dengan wajah Yesus tadi. Ini berarti secara umum adalah menunjukkan keyakinanku sebagai umat kristiani. Salib adalah lambang kesengsaraan Yesus yang rela menderita demi umat manusia. Dan passion dari seorang Yesus yang disini dilambangkan dengan sebuah salib ini yang patut dijadikan contoh. Selain itu prayhand, sesuai dengan gambarnya, ini berarti bahwa kita jangan lupa berdoa dalam setiap tindakan yang kita lakukan setiap saat agar mendapat bantuan dari-Nya. 2 gambar di atas akhirnya aku gabungkan dengan memberi background dan sebuah kata-kata menjadi :


"In nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti" yang artinya dalam bahasa Indonesia "Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus". Ini bagi umat katolik adalah tanda salib yang dipakai diawal dan diakhir sebuah doa. Namun karena aku umat Kristen jadi tidak memakai itu. Namun arti kata-kata ini buat aku adalah bahwa aku sudah dibaptis dalam Kristen dan aku sudah percaya kepada-Nya sebagai juru selamatku. Dan gambar yang di dada ini memang sengaja berkonsep religius.



Selanjutnya ada gambar 2 bintang yang terletak di punggung kanan dan kiri. Dua bintang ini sendiri berarti bahwa aku adalah dua saudara dalam keluarga, aku dan adikku. Dan arti selanjutnya dapat dilihat dari warnanya, yang satu agak gelap dan yang satu terang dan cerah. Bintang yang gelap menunjukkan sisi buruk dan bintang yang terang menggambarkan sisi baik dalam kehidupan. Karena tidak bisa kita pungkiri kalau dalam kehidupan ini umumnya dan dalam diri kita sendiri pada khususnya pasti memiliki dua sisi, baik dan buruk. Dan dua bintang tersebut mewakili dua sisi dalam kehidupan tersebut. Makna selanjutnya ada dalam kalimat yang melingkari dua bintang tersebut. Yang satu berbahasa inggris yang bertuliskan "You Reap What You Sow", yang dalam bahasa Indonesia berarti "Kamu menuai apa yang kamu tabur" dan yang satu lagi bertuliskan dama bahasa latin "Quod Non Me Delet Fortiorem Facit" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Segala perkara yang terjadi tidak ada yang melemahkanku tapi justru membuat aku semakin kuat". Kata-kata ini adalah kata motivasi untuk hidupku.


Di tengah-tengah kedua bintang tadi ada gambar gold knuckle dengan mahkota di atasnya. Knuckle ini berarti lambang perlawanan dan mahkota di atasnya adalah lambang kemenangan dari sebuah perlawanan itu. Hal ini berarti aku sebagai seorang laki-laki tidak boleh pantang menyerah dengan keadaan yang ada, harus bisa melawan segala masalah yang datang, dan pastinya akan menghasilkan sebuah kemenangan di akhir cerita.


Satu tato lagi yang sudah bergeser maknanya. Ini adalah sebuah tato yang bertuliskan dalam aksara jawa. Yang vertikal bertuliskan "Diyan Nophena Ratri" dan yang horisontal bertuliskan "Yohan Bayu Ardhika". Entah apa alasan dulu aku menorehkan sebuah nama di tubuhku itu. Yang jelas sekarang makna tato ini buat aku adalah hanya sebagai kenangan masa lalu. Dan kini aku artikan sebagai lambang kebodohanku di masa lalu, lambang kalau aku pernah berbuat sesuai emosional belaka yang tidak pernah aku pikirkan ke depannya. Dan lambang ini aku jadikan bahan pengingat sekaligus belajar agar aku tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kali.


Penyu. Gambar ini adalah sebuah kado ulang tahunku yang ke 23 dari seorang artist tattoo dari Bali yang bernama Kink. Gambar ini berarti Longlife, ya tepat sekali dijadikan sebagai kado ulang tahun agar supaya umurku juga panjang.



Gambar selanjutnya yang ada di tubuhku adalah simbol logo sebuah band yang sempat bubar, yaitu Blink 182. Aku memang mengidolakan band ini bahkan sejak SMP. Dan kenapa aku menggambar logo ini, karena dulu waktu band ini sempat bubar, aku berjanji pada diri sendiri atau semacam nasar bahwa jika Blink kembali lagi maka akan aku gambar logonya di tubuhku. Di sebelah logo itu ada kalimat bertuliskan "This is Growing Up", kalimat ini ada di dalam lirik satu lagu Blink 182 yang berjudul Dammit. Namun tidak hanya karena kalimat tersebut ada di dalam lirik itu, artinya sangat penting bagi aku. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia sendiri adalah "hal ini tumbuh". Diartikan lebih luas adalah semuanya itu adalah proses, proses untuk menjadi lebih berkembang dan tentunya lebih dewasa. Dan ini adalah perjalanan proses itu yang ada dalam hidupku.


Gambar ini ada di punggung, dan tentunya gambar ini sangat besar. Satu-satunya tato yang dibuat oleh dua orang sekaligus, dan itu sangat sakit sekali dibanding dengan pembuatan tato yang lain. Konsepnya sebenarnya meniru tato dari salah satu personil Blink 182 yang juga merupakan idolaku, yaitu Tom Delonge. Namun dikembangkan oleh Dewo sang tattoo artist. Tidak ada arti yang spesifik di dalam gambar tersebut, ini hanya tato perpisahan dari Dewo yang akan pindah ke Australia. Sekedar informasi, semua tatoku sebagian besar yang merajah adalah Dewo yang dulu mempunyai studio bernama Hitam Skindeep Art Studio.



Yang terakhir dua gambar di atas. Yang satu new traditional tattoo dan yang satu tato bergambar owl. Dua tato ini juga tidak punya arti khusus dalam hidupku. Dua-duanya adalah kenang-kenangan atau tato cendera mata dari dua kawan dari Bali yang bernama Kink dan Eponk. Dari tato yang new traditional yang paling aku suka maknanya adalah ada gambar diamond di salah satu unsur gambar tersebut. Aku benar-benar suka filosofi dari diamond. Sebuah batu mulia yang tidak akan bisa hancur oleh benda apapun, dia hanya bisa hancur oleh diamond lain. Filosofi ini sangat erat hubungannya dengan hidup manusia. Manusia seharusnya kuat, tidak bisa dihancurkan oleh unsur lainnya, termasuk uang dan harta lainnya. Manusia hanya bisa hancur oleh manusia itu sendiri.

Seperti itulah makna dari setiap gambar yang ada di dalam tubuhku. Karena aku selalu menganggap setiap gambar yang akan aku torehkan di tubuhku itu adalah sebuah cerita, bukan cerita belaka yang tanpa makna. Dan kembali mengingat prinsip "tattoo is passion, not fashion."

Sabtu, 21 Juli 2012

Buah dari Sebuah Pembicaraan

Secangkir kopi dan beberapa batang rokok sudah habis menghantar beberapa cerita kecil bersama seorang kawan. Suasana yang dulu sangat akrab di kehidupanku sehari-hari. Suasana yang begitu hangat dan begitu dirindukan. Ditemani dengan dinginnya angin malam yang seakan menusuk rongga persendian. Ditemani gonggongan anjing tetangga sebelah yang sesekali sangat memekakan telinga. Dan ditemani seekor anjing berjenis golden yang tertidur dengan pulasnya dibawah bangku.
Cerita-cerita yang keluar dariku dan dari dia seorang kawanku. Sebuah cerita yang tentunya bukanlah sekedar sebuah cerita tanpa makna. Namun cerita ini sarat dengan pengertian dan makna. Sebuah ungkapan jiwa, sebuah perasaan yang keluar dari hati. Kata-kata mulai keluar seiring secangkir kopi yang semakin surut isinya, dan berbatang-batang rokok yang semakin penuh memadati paru-paru. Seakan seperti buah yang sedikit-sedikit dikuliti hingga terlihat semua isinya. Cerita yang keluar benar-benar sudah tidak ada yang tertutupi. Semuanya terbuka lebar layaknya sebuah pintu yang sengaja dibuka si empunya rumah ketika ada tamu yang bertandang.
Malam ini bukanlah malam yang biasa saja, setelah melalui hari yang benar-benar yang kompleks. Hari yang benar-benar menguras mood. Seperti sebuah perjalanan ke suatu lembah yang harus naik dan harus turun, sama seperti mood hari ini yang dengan mudah untuk berubah. Sebuah hari yang benar-benar kompleks. Dan ditutup dengan sebuah malam yang bermakna. Bermakna, karena semua cerita yang keluar tidak lain tidak bukan masih tentang kamu. Yang selama ini cerita tentang kamu hanya duduk terdiam sendiri di sudut perasaanku. yang selama ini tidak bisa keluar dengan leluasa untuk bermain dan bercerita bersama yang lain. Namun malam ini semuanya keluar tanpa satupun yang terlewati.
Cerita ini memang begitu berliku dan sangat susah ditempuh hanya dengan kedipan mata atau membalik telapak tangan. Cerita ini begitu kompleks namun begitu indah. Ini bukan sekedar curhat, namun ini sharing. Sharing untuk mendapatkan solusi atas cerita-cerita yang berliku dan berkelok ini. Solusi untuk menjadi lebih indah dari sebelumnya. 
Semuanya sudah keluar dari mulut yang tidak ada henti-hentinya menghisap batang rokok dan meminum kopi. Seakan tanpa lelah bibir ini untuk berucap dan bercerita tentang kamu. Intinya adalah keterbukaan. Ya....hal ini sangat menjadi penting dari semua cerita tadi. Hal ini yang yang sangat diperlukan untuk tidak berdiam dan akan menjadi bom waktu. Hal ini sangat diperlukan untuk membuka tentang semuanya, baik itu buruk maupun baik. Dan hal ini sangat diperlukan untuk bisa menghargai satu dengan yang lain. Keterebukaan adalah titik awal dari sebuah proses untuk menuju sebuah proses di depan yang akan lebih memeras pikiran dan perasaan. Dan keterbukaan yang bisa dijadikan titik awal untuk memulai sebuah proses di depan. Karena hal ini bisa memusatkan pikiran kita pada sebuah pikiran, entah yang tentunya akan berbuah ke positive thinking. Hal ini sangat diperlukan jika kita tidak ingin orang lain akan menilai negativ apa yang sudah kita lakukan di belakang kita. Ya, keterbukaan adalah kunci dari cerita ini.


Dari aku yang akan selalu bercerita.

Senin, 16 Juli 2012

"I Sold my Soul For Tattoo"

"When you die, everything you have can be taken from you, your necklace, your rings, all your material wealth. The tattoo will remain on your body and spirit forever, and no one can take from you." -Amandiri Graci, Tattoo Artist, somewhere in the jungle of Sibeirut Island-


Kalimat atau ungkapan di atas begitu dalam jika kita bisa memaknainya dengan benar. Khususnya bagi para pecinta tato. Sebuah seni yang belakangan makin menggila di tengah masyarakat. Yang perlu digarisbawahi dalam kalimat di atas adalah "forever". Ya..selamanya...Tato akan selamanya ada dan setia menemani sampai kita mati dan entah dengan cara apa orang memperlakukan jenazah kita kelak. Sesuatu yang tidak bisa diambil oleh lain. Dan tato akan lebih berharga dari sebuah berlian sekalipun. Bukan karena berapa harga membuat atau bentuknya yang indah menghiasi tubuh, namun makna dibalik tato itu dibuat. Dan semuanya itu akan selalu menemani pemiliknya sampai dia mati. Makna berharga dari sebuah tato ini tentunya akan kembali lagi ditujukan ke orang-orang yang benar-benar cinta dan menganggap tattoo is passion, not fashion.
Bagi sebagian orang di tengah masyarakat yang plural ini, tato banyak dimaknai. Dari yang positif hingga yang negatif sekalipun. Hal ini dikarenakan sudut pandang dari setiap orang itu berbeda-beda, dan pendapat-pendapat tersebut wajar dan sah, karena semuanya itu relatif. Belakangan ini seperti yang sudah dikatakan di awal jika tato sudah banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari artis, pemain bola hingga tentunya preman-preman di terminal selain itu dari pria maupun wanita. Entah dengan tujuan apa mereka semua memutuskan untuk memiliki tato, yang jelas mereka tahu benar jika tato itu sangat sulit untuk dihapus dari tubuh. Tidak hanya itu saja, dalam membuatnya pun sebuah tato tidaklah murah, perlu cukup dana untuk mendapatkan sebuah gambar yang bagus. Namun masih banyak orang yang rela merajah tubuhnya.
Fenomena ini banyak menuai pro dan kontra baik dari masyarakat awam maupun dari masyarakat bertato. Dibalik naik daunnya seni ini, ada berjuta komentar dari setiap orang yang dengan segala sudut pandang melihatnya. Dari masyarakat awam mungkin fenomena ini akan sangat dinilai buruk, ketika doktrin-doktrin lama yang msih berkembang pesat dimata masyarakat. Pikiran konservatif yang menganggap tato sebelah mata. Yang menganggap tato itu kriminal dan selalu memandang tato secara negatif. Ini tidak salah, karena ini semua adalah doktrin yang sudah tertanam hebat di pikiran masyarakat konservatif seperti itu. Tapi pertanyaannya kemudian apakah kita masih selalu mau dianggap orang konservatif di jaman yang semakin modern seperti ini? Itu pertanyaan yang wajar karena sang penulis ini menulis berasarkan sudut pandang masyarakat bertato. Yang menganggap tato itu passion bukan fashion semata. Paling tidak, dengan adanya fenomena semacam ini, pikiran dan mata mereka jadi lebih terbuka dan dan dapat memandang segala hal dari berbagai sisi. Banyak hal yang bisa menolak anggapan bahwa tato itu negativ. Salah satunya adalah banyak orang-orang bertato yang mempunyai prestasi di bidangnya masing-masing, sebut saja para pemain bola. Ini bisa dijadikan tolak ukur bagaimana menilai sebuah tato dari sudut pandang yang berbeda.
Kemudian dari pandangan para pecinta tato. Mereka banyak melihat fenomena ini dari berbagai sisi. Yang paling sering menjadi kontra adalah ketika muncul istilah "tattoo is passion not fashion". Ya...istilah ini muncul setelah banyak orang yang mempunyai tato tanpa alasan yang jelas. Dan hal ini jatuhnya hanyalah ke fashion semata. Banyak makna yang terkandung dari simbol-simbol tato yang digambar di tubuh orang. Dan harusnya setiap orang yang ditato tahu benar akan makna tersebut. Paling tidak mereka bisa menjelaskan mengapa mereka menggambar gambar tersebut di tubuh mereka. Jadi bisa dilihat sejauh mana mereka mengerti akan dunia ini sebelum masuk lebih dalam. Kalau mereka tidak bisa menjelaskan apa bedanya dengan "mode ikut-ikutan" yang banyak terjadi di bidang fashion. Apa tujuannya? Yang jelas biar dibilang modern, biar dibilang lebih keren, biar bisa dibilah lebih macho untuk pria. Tentu saja hal ini yang akan menambah citra buruk bagi tato itu sendiri.
Tato itu lebih dari sekedar fashion. Karena jika kita bisa lihat, dari hal yang paling luar, tato sangat sulit dihapus, kalaupun bisa itu memerlukan banyak biaya serta hasil akhirnya juga belom tentu sempurna. Dan jika kita melihat hal ini, apakah bisa hal ini dijadikan fashion semata? Sangatlah bodoh dan hinaya orang-orang yang menganggap tato sebagai fashion semata. Harus berfikir sekian kali sebelum membuat dan memulai untuk memiliki sebuah tato. Hingga aku menemukan sebuah tato di tangan seorang tukang tato dari Bali yang bertuliskan "I sold my soul for tattoo". Ya, mungkin jika kita melihatnya secara awam, okelah dia menuliskan seperti itu karena pekerjaannya sebagai tukang tato, yang artinya dia hidup dari tato, sehingga rela menjual diri dan jiwanya untuk dunia tato. Tapi jika kita bisa menganilisinya lebih dalam, makna yang terkandung juga dalam. Menurut interpretasiku, tulisan itu adalah sebuah ungkapan passion seseorang tentang dunia tato. Perasaan menghargai seni ini yang benar- benar berasal dari dalam hati, bukan sekedar di mulut. Bahkan dia rela menjual seluruh hidup dan jiwanya untuk dunia ini. Passion yang terkandung dalam kalimat itu, dan artinya sangat dalam. Dan passion ini yang harusnya dimiliki oleh para pecinta tato. 
Berfikir ulang sebelum memulai untuk mempunyai tato adalah jalan terbaik sebelum terlanjur dan menyesal di kemudian hari. Ya kalo kita bisa berfikir lagi, dirajah itu sangat sakit, belom lagi untuk biayanya, sangatlah tidak murah. Hal ini karena barang-barang yang digunakan untuk merajah juga tidaklah murah, harus benar-benar steril demi kesehatan dan keselamatan baik untuk tukang tatonya maupun untuk yang dirajah. Hal ini yang harus disadari dan difiikir secara mendalam. Jangan berfikir untuk kepentingan fashion  semata jika tidak mau menyesal dikemudian hari. Selai itu, tujuan dari tulisan ini lahir adalah untuk bisa lebih membuka mata dan pikiran orang-orang konservatif yang masih menganggap tato itu negatif. Pandanglah sesuatu jauh lebih dari mindset yang kalian miliki. Pandanglah sesuatu dari berbagai sudut pandang, dan lihatlah realita sosial, dan bukti-bukti bahwa tato itu tidaklah negatif.

by. yohanardhika

Minggu, 15 Juli 2012

About a Honesty

Pikiranku terus melayang dan terus berputar, seakan tanpa lelah mengingat suatu memori kecil yang begitu indah. Memori yang singkat tapi begitu bermakna. Memori itu seakan sudah tersimpan dengan rapi di bagian paling dalam otakku. Terkunci dan entah dimana kunci tersebut berada, yang artinya memori tersebut tidak mungkin hilang begitu saja mungkin sampai ada orang yang mempunyai kunci dan bisa membuangnya. Keindahan memori itu seakan sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan sebuah kata, namun lebih dari semua ungkapan keindahan yang ada di dunia ini.
Memori itu menyimpan banyak sekali kejadian yang begitu berkesan. Sampai suatu hari ternyata memori tersebut menjadi bom waktu yang bisa setiap saat meledak. Dan inilah saatnya bom waktu itu meledak dengan pemicu yang namanya kejujuran. Di dunia ini yang namanya kejujuran sudah menjadi produk yang langka, bahkan mungkin hampir punah. Sehingga yang namanya kejujuran itu nilainya sangat berharga dibanding dengan apapun juga. Kejujuran itu begitu berharga bagaikan sebuah barang sekali pakai, yang artinya jika kejujuran itu suatu saat rusak oleh suatu kebohongan, maka kejujuran itu tidak akan pernah bisa lagi dipercayai.
Ketika selama ini memori tersebut menawarkan beribu macam kejujuran yang dia miliki, aku menjadi terlena dan masuk dalam menuju memori tersebut. Mengagung-agungkan memori itu layaknya seorang ratu yang ada di jagad raya ini. Memori itu begitu spesial, sampai aku rela menyerahkan secara total semua yang aku miliki untuk masuk dan berdiam di dalam memori itu. Kejujuran dari memori tersebut seakan membuat aku lupa diri tentang siapa aku. Membuat aku lupa dengan semua yang seharusnya aku nomor satukan, karena semuanya tertuju dan terfokus tepat di memori tersebut. Semuanya itu membuat aku terbang melayang tinggi ke udara dan seakan terus membisikkan "tetaplah disini karena kamu akan terus melayang dan tidak akan terjatuh dari keindahan ini." 
Namun, semua rasa kepercayaan itu sekejap seakan lenyap dan lagi-lagi semuanya sudah rusak dan entah bisa diperbaiki atau tidak. Seakan semua yang pernah dijanjikan oleh sebuah memori tersebut ternyata membuat aku kembali jatuh dari terbangku yang sudah begitu tinggi.  Hal ini membuat semua menjadi patah layaknya pesawat yang terjatuh dari ketinggian. Kejujuran yang selama ini begitu didamba-dambakan oleh seorang aku ternyata musnah begitu saja dengan KEJUJURAN LAIN yang ternyata dengan mudahnya membuat semuanya hilang arah dan keseimbangan. 
Tentang sebuah kejujuran......Yang ada sebuah ungkapan menyatakan "Kejujuran itu menyakitkan". Aku mengasumsikan ungkapan tersebut dengan penjabaran bahwa kejujuran itu sebenarnya indah jika memang itu murni tanpa ada embel-embel apapun itu di belakangnya. Yang membuat menyakitkan dari sebuah kejujuran adalah ketika kejujuran itu ternyata datang di belakang setelah di depan ternyata ada yang ditutup-tutupi. Itu yang sebenarnya yang membuat semuanya menjadi hilang. Ketika semua angan sudah terpatok dan begitu mengagungkan sebuah KEJUJURAN YANG DITUTUP-TUTUPI pastinya akan membuat semuanya jadi lebih menyakitkan begitu tahu dan mengerti yang sebenarnya.


Dari aku yang akan selalu bercerita.

Dystopia

Istilah ini bukan keluar begitu saja setelah semalam melihat judul lagu dari sebuah band yang tampil di televisi. Walaupun memang inspirasi kata ini keluar dari situ, dan aku penasaran seolah ingin tahu apa makna sebenarnya, karena aku terlalu asing dengan istilah ini. Begitu selesai melihat band tersebut, aku langsung mencari definisi kata tersebut melalui jaringan online. Dan anehnya kata tersebut tidak ditemukan di KBBI alias kamus besar bahasa Indonesia. Aku semakin penasaran akan arti dari dystopia. Setelah beberapa lama dalam pencarian, akhirnya aku menemukan sebuah sumber  www.artikata.com yang mengatakan dalam bahasa inggris "state in which the conditions of life are extremely bad as from deprivation or oppression or terror" dan "a work of fiction describing an imaginary place where life is extremely bad because of deprivation or oppression or terror". Yang dapat aku simpulkan secara singkat,padat dan jelas dystopia adalah tempat khayalan yang buruk. Artinya lagi adalah keadaan dimana berkhayal atau berimajinasi tentang hal-hal yang buruk, atau bisa juga berakhayal di situasi yang sebenarnya buruk dan tidak kondusif.
Aku mulai menghubungkan definisi tersebut dengan keadaan yang sedang ada dalam pikiranku. Karena kembali ke awal, kata ini tidak muncul begitu saja, tapi karena menurutku aku sedang mengalami dystopia. Ya benar...Aku sedang bermimpi. Aku bermimpi tentang suatu yang indah. Sesuatu yang suci. Sesuatu yang kata orang abadi dan sejatii. Aku sedang bermimpi tentang cinta. Namun yang salah disini adalah, aku bermimpi tentang cinta yang seharusnya tidak boleh aku rasakan. Aku bermimpi di suatu kondisi yang sebenarnya harus aku hindari. Tapi aku berkeras hati untuk tetap masuk ke dalam mimpi itu dan menikmatinya. Alasan-alasan di atas bukan karena latar belakang. Latar belakang dari semuanya adalah tentang prinsip dan idealisme. Suatu yang keramat, suatu yang benar-benar harus dijaga dalam menentukan arah kehidupan, I think. Dan aku mencoba menerobosnya.
Rasanya sudah muak dan benci dengan yang namanya "pain". Apalagi jika rasa itu menyerang ke bagian paling dalam dari jiwa manusia, yaitu perasaan. Trauma itu yang menghasilkan prinsip yang aku pegang. Tujuannya adalah untuk menjaga perasaan, dari rasa sakit tentunya. Beberapa lama aku pegang prinsip itu, dan hasilnya sangat baik. Sudah lupa rasanya bagaimana sakit itu, dan aku bisa bilang "ya, aku udah sembuh". Dan aku merasa berhutang pada prinsipku yang sudah menyembuhkan aku dari rasa sakit itu.
Seiring dengan berjalannya waktu, datanglah mimpi itu. Mimpi yang indah. Semacam ada seberkas sinar terang yang menghantarkan sebuah perasaan yang begitu berwarna-warni dan indah yang orang lain menyebutnya dengan istilah cinta. Dan sinar itu datang padaku lalu mempersilahkan aku untuk menikmati itu, mempersilahkan aku untuk masuk dan melupakan semua hal masa laluku. Semacam dia menawarkan obat lain untuk sakit hatiku selain aku harus memegang teguh prinsipku yang selama ini menjadi obatku. Dan aku menerimanya, aku menerima obat itu setelah sekian lama aku entah tidak bisa atau tidak mau untuk merasakan lagi apa yang disebut cinta. Tapi karena sinar yang datang dengan indahnya itu, aku rela meninggalkan semua prinsip dan aku mulai bermimpi dan berkhayal di dalam sinar tersebut.
Indah....begitulah cara menggambarkan mimpi itu. Sampai suatu ketika, mimpi tersebut kembali entah untuk yang kesekian kali memberikan aku rasa sakit. Dan aku seolah ditampar dengan begitu keras. Aku ditampar oleh diriku sendiri untuk segera bangun dan tersadar dari mimpi indahku itu. Aku ditampar karena diriku menganggap aku telah salah ketika aku mulai meninggalkan prinsipku dan memilih untuk berakhal. Sehingga timbul pertanyaan, seperti "Apa hanya prinsipku itu yang bisa memberikan rasa damai?Apakah tidak ada cara lain untuk mendapatkan kebahagiaan hidup?Apa aku tidak boleh mempunyai pasangan layaknya manusia lain dan hidup bahagia bersama?"
Kembali waktu yang akan menjawab.


Tolong, bangunkan aku jika sekarang aku sedang bermimpi!

Dari aku yang akan selalu bercerita. 

Jumat, 13 Juli 2012

Untukmu Negaraku

Oke..sekarang aku mencoba ngomongin politik atau entah apa itu orang biasa menyebutnya. Walaupun aku tidak begitu suka dengan dunia ini, bahkan tidak tertarik untuk berada di dalamnya, padahal aku menempuh bangku perkuliahan di fakultas ilmu politik. Tapi tak apalah, itu hanya sekedar pendidikan. Dan yang akan ada di tulisan ini bukanlah seutuhnya mengenai politik, hanya terlintas seperti hal politik.
Hmmmm...Indonesia...Suatu negara yang indah. Negara yang mempunyai beranekaragam budaya dan suku adat. Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam maupun manusianya. Hal ini didukung dengan masuknya Indonesia dalam jajaran Negara terpadat di dunia. Menurut dari sumber wikipedia Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 241.452.952 jiwa, dan masuk ke ranking 4 dunia. Negara yang benar-benar heterogen dari semua aspek kehidupan yang ada. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang ada di dunia. Negara yang mempunyai berbagai pemandangan yang begitu indah, mulai dari pantainya, gunungnya serta perbedaan suku dan budayanya. Perbedan yang seharusnya bisa menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih kuat, ini seharusnya. Namun yang namanya teori memang lebih gampang daripada dengan praktek dan faktanya. Dan justru perbedaan ini yang selalu dijadikan untuk saling bertikai dan berperang, walau katanya kita sama-sama satu keluarga, keluarga Indonesia.
Indonesia, negara republik. Negara yang dipimpin oleh satu presiden sebagai kepala negaranya. Presiden yang seharusnya bisa mengatur dan menata negara yang dibatu oleh beberapa mentri yang sudah di plot di bagiannya masing-masing. Tapi sama saja, itu semua hanya teori. Dalam prakteknya, semua itu omong kosong belaka. Semuanya hanya mimpi-mimpi indah yang sulit untuk terwujud dari penduduk Indonesia. Yang lebih menyedihkan, menurut sumber dari wordpress.com Indonesia masuk ke dalam 100 negara termiskin di dunia, yaitu urutan ke 68. Apakah itu bisa dijadikan kebanggan bagi negara ini, walau masih dalam urutan 68??? Menurutku tidak. Kenapa? Karena sesungguhnya Indonesia adalah negara yang kaya. Bisa dilihat dari sumber daya yang ada. Sumber daya alamnya begitu banyak, mulai dari emas, batubara, minyak bumi dan yang lainnya. Serta keindahan alamnya yang begitu indah, yang seharusnya bisa dijadikan sumber pemasukan negara jika kita bisa mengelolanya dengan baik. Namun sekali lagi, itu semua hanya teori.
Negara ini katanya sudah merdeka mulai dari 17 Agustus 1945 silam. Namun tanpa tidak disadari negara ini masih terjajah. Karena yang namanya penjajah itu tidak melulu dengan peperangan, namun juga bisa dari segi ekonomi. Kita bisa lihat dari semua modal asing yang ada di setiap perusahaan dan pengelolaan sumber daya yang ada. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan. Pelan-pelan negara ini akan hancur dengan sendirinya jika hal ini tidak pernah disadari. Tapi anehnya, walau hal ini disadari tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memang negara ini sudah terhimpit, terhimpit diantara kesengsaraan. Negara ini tidak akan pernah lepas dari masalah ini. Bahkan pemerintahpun ikut menjajah warganya sendiri. Melalui apa? Yakni melalui korupsi yang sudah menjadi budaya di Indonesia. Mereka yang seharusnya menjadi wakil dari rakyat dan melihat dan mendengar suara rakyatnya, tapi pada kenyataannya suara rakyat hanya sampah belaka bagi mereka. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri.
Ini semua hanya masalah waktu. Kalau dulu presiden Amerika pernah berkata "Jangan bertanya apa yang sudah negara berikan padamu, tapi apa yang sudah kita lakukan demi negara?", ini tidak berlaku di Indonesia. Nasionalisme? Hanya omong kosong di negara ini. Banyak orang nasionalis di negara ini, yang benar-benar cinta negara. Tapi mana rewards bagi mereka? Nothing! Semua hanya hiasan yang indah di negara ini. Ketika kita sudah memberika semua bagi negara, tapi tidak pernah mempunyai efek yang penting bagi negara ini. Ini bukan masalah negara, tapi salah dari pemerintah, Ya...salah pemerintah. Mereka tidak pernah bahkan tidak ada yang mempunyai rasa memiliki bagi negara ini. Mereka secara tidak sengaja memperdagangkan negara ini ke negara lain yang memiliki modal. Disini salahnya. Ini juga asal dari terhimpitnya nasib Indonesia. Bahkan bisa dibilang akan susah untuk keluar dari situasi seperti ini. Bayangkan saja, negara ini saat ini hampir mayoritas pemodal dan pengelola sumber daya yang ada adalah pemodal asing. Yang berarti sebagian besar keuntungannya akan dimiliki oleh pemodal tersebut, bukan untuk Indonesia. Padahal uang tersebut dari Indonesia. Disini yang akan menjadi sulit untuk keluar. Hal ini didukung oleh presiden atau pemimpin negara yang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk mengeluarkan pemodal asing tersebut dari Indonesia, bahkan serasa disetir oleh para pemodal tersebut. 
Oke, kita sudah sadar akan hal ini. Dan kita berusaha ingin mengeluarkan situasi sulit ini dari Indonesia. Tapi apa yang bisa dilakukan jika kita melihat situasi seperti di atas? Ketika ternyata pemerintah kita justru mendukung pemodal asing tersebut untuk mengelola semua aspek sumber daya di Indonesia. Kita seolah akan terlihat bodoh untuk mengusir mereka. Masalahnya kembali ke sumber daya manusia. Yang nyatanya SDM kita belom mampu untuk mengelola sendiri SDA yang ada. Bahkan untuk masalah minyak. Kita salah satu penghasil minyak bumi, yang harusnya bisa menghasilkan bahan bakar minyak sendiri, tapi apa yang terjadi? Kita harus mengirim minyak mentah ke Amerika dan membeli BBM dari mereka dengan harga yang sudah tinggi. Ya beginilah nasib Indonesia. Semuanya hanya terlihat sia-sia. Dan tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk menyelamatkan negara ini dari kesulitan. 
Perlu adanya satu pemimpin yang diktator. Pemimpin yang benar-benar tegas dan ditakuti oleh semua bawahannya. Mungkin hal ini yang diperlukan oleh negara ini. Karena seperti yang kita lihat sekarang ini, demo ada dimana-dimana, demo yang selalu berujung anarkis. Katanya reformasi, tapi itu hanya sebuah konsepsi. Bahkan reformasi yang ada di Indonesia adalah reformasi yang berlebihan. Dimana berlebihannya? Berlebihan ketika sudah tidak ada yang ditakuti. Semua bebas mengeluarkanpendapat tanpa bisa mempertanggungjawabkan pendapatnya tersebut. Banyak demo yang menyerukan untuk presiden agar turun jabatan, pertanyaannya, terus siapa yang akan mereka angkat menjadi presiden selanjutnya? Apa mereka yang meyuarakan itu mau menjadi presiden? Silahkan jika mampu. Selain itu, hasil karya yang salah dari reformasi di negara ini adalah banyak lahirnya ormas-ormas yang sudah tidak jelas darimana asalnya dan visi misinya. Ormas-ormas ini hanya bisa merusak dan mengobrak-abrik negara ini. Bahkan polisipun ikut disetir oleh mereka. Sungguh sangat memprihatinkan. Solusi untuk mengangkat pemimpin diktator mungkin salah satunya. Namun pertanyaannya lagi, apakah masyarakat Indonesia sudah siap dengan adanya pemimpin yang diktator? Jika untuk perbaikan negara ini kenapa tidak. Karena Indonesia sedang sakit dan perlu untuk disembuhkan jika masih ingin selamat dan anak cucu kita masih bisa mendengar kata "NEGARA INDONESIA" sebelum negara ini hancur oleh penjajah. 


Kamis, 12 Juli 2012

Sebuah Keluarga Kecil


Di bawahnya terik panas sinar matahari yang dengan setianya menemani dan menghantarkan setiap langkah beberapa anak muda yang dengan sabarnya mencari sebuah impian. Mencari sebuah tempat tinggal yang nyaman dan bersih untuk mereka tinggali. Sebuah gubuk kecil yang berharga terjangkau dompet yang nantinya akan melindungi mereka dari dingin angin malam. Cucuran keringat yang semakin lama semakin membasahi pakaian mereka. Namun dengan sabar mereka tetap mencari menelusiri jalan-jalan kecil di setiap sudut.
Gg. temulawak 46, Nologaten, Sleman-YK tepatnya. Akhirnya mereka berlabuh di sebuah rumah kecil minimalis yang masih kotor dan berantakan. Dengan segala keterbatasan kantong mereka bersepakat untuk memakai sebuah gubuk tersebut menjadi sebuah tempat tinggal. Dengan harapan untuk mendapat ketenangan yang baru bersama.
Mulailah beberapa anak muda ini menempati rumah itu. Sekelompok anak muda yang berasal dari berbagai daerah di negri yang indah ini. Sekelompok anak muda yang juga memiliki latar belakang dan kebiasaan berbeda. Dan juga memiliki ego dan sifat yang berbeda-beda pula. Entah dengan bagaimana caranya mereka bisa berkumpul dan akhirnya tinggal serumah dengan bahagia dan rasa kekeluargaan yang erat.
Disini adalah satu keluarga. Keluarga baru, keluarga kecil. Bukan sekedar teman atau sahabat lagi bagi sekelompok anak muda ini. Dengan segala keberagaman dan keegoan mereka masing-masing menjadikan rumah ini semakin ramai dan memiliki dinamisme yang menarik. Tinggal bersama dua ekor anjin kecil yang masih berumur 2bulan dan 4bulan, menambah keharmonisan sebuah keluarga kecil ini. Hari-hari akan dilalui bersama, bersama dalam satu atap dan bersama dalam suka atau duka.
Saling keterbukaan yang selalu mereka jaga untuk menghadirkan suasana kekeluargaan ini. Tidak pernah mengenal perbedaan, dan sangat menjunjung tinggi sebuah solidaritas dengan sesama keluarga. Susah mereka rasakan bersama, senang juga mereka bersama. Dirumah ini selalu tersenyum, walau keadaan dalam yang sedang berduka sekalipun. Selalu tertawa di dalam hangatnya suasana kekeluargaan. 
Tetaplah seperti ini teman, tetaplah menjadi sebuah keluarga. Dan tetaplah tersenyum dan tertawa untuk menghilangkan segala penatnya aktivitas yang padat. Dan tetaplah memiliki rasa saling toleransi antar sesama di dalam rumah ini. 

Selasa, 10 Juli 2012

Faithfull Dreams


Baby, you`re all that I want to be hold
Cause every time I close my eyes
You`re always being around in my mind


And if tears, are down in my arms
You`ll around me
Don`t you see, you`re heal my heart
From the pain..


Can`t you see how?
You are holding my mind
So please understand me
Can`t you feel hoe I`m living my life without you
So please don`t you leave me here


Baby, you`re all that I want to be here
Cause every time I close my eyes
You`re always spinning around in my mind


by. HOMOGENIC


Mentari mulai menyapa mata yang masih seakan masih lelah untuk menatap lagi sebuah realita dan menyapa pikiran yang seakan juga masih lelah untuk berfikir tentang kenyataan yang ada. Ini semua tentang sebuah mimpi. Mimpi itu terkadang begitu indah, namun kadang juga begitu pahit dan mengerikan. Namun ini mengenai mimpi yang terlihat begitu indah dan berharga.
Mentari itu datang bersama dengan desiran angin sepoi yang tak ada lelah menghampiri setiap liku tubuh ini dan menghantarkan sedikit rasa dingin. Seakan angin ini menambah keinginan diri untuk tidak beranjak kemanapun juga. Seakan memerintahkan jiwa dan raga untuk selalu berdiam dan menikmati apa yang disebut mimpi. Karena mimpi memang bisa membuat semua lupa diri akan hal yang pada kenyataannya jauh lebih penting.
Perasaan ini persis seperti sebuah alunan musik yang pagi ini menemani jiwa ini terbangun dari mimpi. Serta menemani jari-jari ini untuk mulai lagi menari-nari di depan sebuah layar kecil ini. Sebuah rima yang indah tentang sebuah harapan dari seorang manusia untuk manusia lainnya yang berbeda jenis. Rima yang seolah menghantarkan sebuah perasaan ke langit yang paling tinggi di alam semesta. Atau mungkin perasaan yang bimbang atau dilema ketika itu semua hanya sebuah "Faithfull Dreams". 




Dari aku yang akan selalu bercerita

.............?????

"No Strings" means no jealousy, no expectations, no fighting, no flowers, no baby voices. It means they can do whatever they want, whenever they want, in whatever public place they want, as long as they don't fall in love.

Hmmmm...ungkapan di atas bukanlah sebuah ungkapan semata yang hanya dijadikan hiasan di setiap elemen yang ada. Namun, ungkapan di atas adalah sebuah konsep yang penting untuk dihargai dan dimaknai. Ketika semua perasaan sudah tertutup untuk menjalin sebuah apa yang disebut relationship ataupun komitmen. Tidak semua orang tahu dan dapat memaknainya dengan benar, mereka bahkan akan hanya memandangnya sebelah mata konsepsi di atas. Tidaklah heran ketika konsepsi di atas hanya akan menjadi sampah untuk para manusia yang begitu menjunjung tinggi adanya komiten.
Seakan pikiran terus melayang memaknai hal itu. Sampai saat ini masih terbersit pertanyaan yang selalu bertanya apa itu komitmen dan relationship. Perasaan ini berujung pada sebuah konsepsi idealisme seperti yang terungkap di atas. Dan hal itu sudah menjadi prinsip.
Mungkin saat ini adalah saat dimana tidak bisa dipungkiri untuk menjadi seorang yang munafik. Perasaan dimana harus menutupi sebuah perasaan yang harusnya indah, namun terbentur pada sebuah idealisme seperti di atas. Perasaan yang muncul ini begitu indah. Love, seperti itu orang awam menyebutnya. Ketika semua bisa dibuat lebih berharga dan lebih hidup. Bahkan perasaan ini membuat diri lupa akan prinsipnya. Jealousy, sebuah perasaan yang sangat tabu dalam menjalin sebuah No strings. Sebuah perasaan yang bisa membuat diri menjadi tidak karuan, menjadi lebih emosional dan moody. Ingin rasanya membuang jauh-jauh perasaan ini jika melihat konsepsi di atas. Namun apadya jika diri seolah menolak untuk menghalangi itu. Seolah portal-portal diri sudah tertutup rapat ketika perasaan itu mulai masuk dan berdiam diri di dalam.
Ada yang salah disini. Ketika tidak bisa mengungkapkan rasa itu. Entah tidak bisa atau malu untuk mengungkapkannya. Ya, karena bukan siapa-siapa. Karena tidak memiliki apa yang disebut komitmen dan ikatan yang jelas. Di saat ini seakan ingin menolak dan mengacuhkan semua prinsip ini, dengan segala kekuatan yang dimiliki prinsip ini ingin sekali dilawan. Namun pertanyaan kembali ke awal, tentang sebuah presepsi mengenai "munafik". Yang paling mengerikan adalah "menjilat ludah sendiri'. Saat seperti ini seakan membangunkan dari sebuah fantasi dan imajinasi mengenai No strings. Menampar keras sebelah pipi hingga memerah dan pedas. Menyadarkan diri untuk kembali mengagungkan dan menyembah kembali tentang komitmen dan relationship. 
Salah atau benar hanya masalah pandangan yang relatif. Orang lain yang bisa menilai dengan segala sudut pandangnya sendiri-sendiri. Yang menjadi kesimpulan disini adalah tidak akan ada yang abadi, bahkan sebuah prinsip dan idealisme. Ketika ada sisi lain yang lebih indah untuk dinikmati, semua akan ditinggalkan. Namun tidak atau belum, ketika masih akan bertahan dan berdiam di dalam konsepsi ini.

"Remember!No strings!No jealousy!"



Dari aku yang akan terus bercerita.

Jumat, 06 Juli 2012

For My Last Journey

Keheningan pagi semakin terasa menusuk pikiran, ditemani dengan suara-suara dari toa masjid di dekat sebuah rumah. Udaranya semakin dingin ketika jendela kamar mulai dibuka dan tetesan embun mulai terlihat membasahi pekarangan. Matahari masih bersembunyi dengan tenangnya dialik awan gelap yang masih sedikit diterangi cahaya dari bulan. Dan pikiran ini tertuju pada sebuah kata, yaiutu kerinduan.
Kerinduan ini bukan untuk sesosok wanita yang biasa dirasakan oleh setiap insan laki-laki dikala sendiri. Namun, kerinduan ini untuk sebuah pengalaman, suasana dan untuk sebuah pelajaran. Pulau dewata, suatu pulau yang terletak di sebelah timur pulau jawa. Pulau yang menyimpan sejuta keindahan alam. Pulau yang di dalamnya terdapat kebudayaan yang begitu menawan. Kerinduan ini tertuju pada sebuah pengalaman yang pernah dialami beberapa bulan silam. 
Tenang, damai, senang, gembira dan hura-hura. Perasaan itu yang setiap hari menemani dalam menjalani hari-hari. Sinar bulan purnama yang terklihat indah di pinggir sebuah pantai yang bernama pantai sanur. nol derajat letaknya, seakan kita tidak perlu repot menoleh ke atas, karena bulan itu tepat berada di depan mata kita ini. Ditemani desiran ombak yang berlarian dengan cepatnya, angin pantai yang menusuk-nusuk tulang dan yang tidak pernah ketinggalan adalah minuman khas dari pulau itu, arak. Malam di pantai yang dingin seolah tiba-tiba menjadi hangat ketika arak mulai mengisi perut. Dengan berimajinasi dan berkhayal tentang mimpi dan cita-cita, pikiran seolah melayang mendekati bulan purnama yang terlihat begitu terangnya.Damai, cuma perasaan itu yang terlintas saat itu.
Seakan tidak berhenti disitu. Kerinduan juga tertuju pada sebuah piring rotan dengan kertas coklat diatasnya, berisi lawar merah dengan lengkap lauk dari binatang yang dibilang haram, yaitu babi. Nasi campur, ya...nasi campur istilah makanan itu. Makanan yang selalu menjadi santapan lezat setiap hari dan mengisi perut yang selalu berkata "lapar". Lidah ini seakan masih bisa merasakan betapa nikmatnya makanan itu. Makanan alternatif lain untuk mengganjal perut  lainnya adalah nasi jinggo. Sebuah bungkusan kecil berisi nasi dan beberapa pelengkap selalu menjadi makanan alternatif dikala kantong ini sudah mulai menipis. Lezat dan nikmat jika kita selalu bersyukur untuk apa yang kita dapatkan.
Serta rindu akan adanya kelakuan usil dari seorang anak kecil yang belum berumur genap 2tahun. Gending namanya. Masih ada dipikiran ketika matahari sudah mulai berada di atas kepala ini, dan keringat sudah mulai membasahi kaos, dan tiba-tiba ada sebuah panci alumunium yang terdengar di sebelah telinga. Ya, Gending sudah mulai beraksi untuk membangunkan dari mimpi. Keusilan itu seakan hilang dan belom didapat lagi, ketika sekarang hanya ada kesendirian.
Hampir tiga bulan menjalani dan menghadapi hidup di pulau dewata. Begitu banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang didapat dan dapat untuk dijadikan pegangan dalam hidup. Kerinduan pagi ini hanya untuk pulau itu. Kerinduan ini hanya untuk semua perasaan yang bisa hanya didapat disana. Ingin rasanya kembali dan tinggal seumur hidup di pulau itu. Menikmati indahnya pantai-pantai disana dan menikmati kerasnya arak ditemani cahaya bulan.
I miss you, Bali.

Kamis, 05 Juli 2012

ALEXA

Dia sedang murung, entah karena takut atau lapar ketika pertama kali aku melihatnya. Tinggal bersama anjing lain berjenis ga jelas yang terlihat hitam dan besar dengan gonggongannya yang memekakan telinga, Alexa kecil, seekor puupies betina berjenis Golden Retriever terlihat begitu lucu. 11 Mei 2012 tepatnya, saat aku pertama kali menghampiri Alexa untuk boleh aku adopsi. Tidak peduli panas, tidak peduli jauh, aku menghampirinya dan membawanya pulang. Berbulu putih bersih seperti domba, dan perut yang buncit, Alexa aku gendong. Tanpa gonggongan dan tanpa tangisan, entah dia senang atau gelisah. Beratnya pada waktu itu sekitar 4kg.
Hari silih berganti seiring Alexa terus menemaniku di setiap waktuku sendiri dikamar. Makan, tidur dan bermain yang dia lakukan setiap hari. Setiap aku melangkah, Alexa kecil selalu mengikuti kemana aku beranjak. Tangisan selalu hadir ketika sebuah persegi besi berwarna biru mulai memenjara tubuhnya ketika aku pergi. Kasian...Tetapi Alexa masih begitu kecil untuk dilepas sendiri, yang akan membuat semua isi kamar menjadi anah berantah.Tubuhnya yang kecil semakin tumbuh, seiring dengan perkembangan otaknya yang semakin pintar dan nakal. Dia paling suka ketika dandy sang motor Yamaha Mio hitam mulai dihidupkan dan Alexa dengan girang naik di depan dan duduk tenang berharap dibawa jalan-jalan sesuka hatinya.
Siang ini hampir dua bulan kami bersama. Dia nampak tertidur pulas di sebuah kamar tepat di bawah genting kaca yang menghujaninya dengan sinar yang lembut. Tubuhnya yang semakin besar dan bulunya yang sudah mulai kasar tergeletak lemas di balakang kipas angin. Beratnya kini 11kg dan umurnya hampir 4bulan. Kenakalannya sudah membuat seisi rumah kadang terlihat kesal. Namun kelucuan dan kepintarannya juga yang membuat semua orang bisa tersenyum dikala sedang banyak masalah. Di rumah ini dia sekarang mempunyai teman, seekor anjing berjenis terrier betina yang masih berusia 2bulan lebih beberapa hari. Walau mereka terlihat tidak akrab, namun aku yakin mereka akan menjadi sahabat di kemudian hari.
Anjing adalah seekor hewan yang pintar dan setia. Dia seperti manusia, memiliki perasaan dan akal. Dia tahu ketika kita sedang marah atau lelah. Dia juga tahu apa dia disayang atau tidak. Semakin kita menyayanginya maka dia akan semakin setia kepada kita. Aku belajar dari seekor anjing, mulai dari kesetiaan dan instinct memberi kasih sayang kembali kepada tuannya.
Alexa, tetaplah disini. Tetaplah menemaniku dalam kesendirian dan tetaplah menjadi seekor anjing yang pintar dan lucu.

Kisah Ini bermula.

Entah karena kebetulan atau tuntuntan batin waktu, sang amatir mencoba menyalurkan keinginan birahinya melalui tulisan tentang apa yang dia lihat dan rasakan. Melihat kanan dan kiri, membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk mencari dan menemukan fenomena sosial yang sedang terjadi di youth culture pada waktu itu. Hingga pada suatu waktu, akhirnya sang amatir mendapat beberapa ide untuk menuangkannya ke dalam beberapa paragraf. Oke...dan jadilah beberapa paragraf tentang hasil pikirannya waktu itu. Masih kurang terpuaskan birahinya, sang amatir mencoba berfikir untuk langkah selanjutnya. Tidak mungkin jika tulisan itu dimasukkan ke dalam sebuah media massa, karena kesadaran diri atau entah kerendahan diri dari sang amatir yang menganggap tulisan itu masih jauh dari kata sempurna. Suatu malam tiba, dia bermimpi diberi komputer bersama seperangkat alat internet dengan daya koneksi sangat tinggi. Tertujulah pada sebuah web yang kini bisa disebut sebagai citizen journalism, dan yang sering disebut blog. Dengan segala kekurangannya, sang amatir mulai mencoba membuat halaman blog dengan nama  yohanardhika.blogspot.com waktu itu. Sudah merasa paling cakep sang amatir mulai memposting beberapa hasil karya sastra kw 12 miliknya. Jumat, 2 Oktober 2009 lupa pukul berapa, sang amatir berhasil memposting tulisan pertamanya yang berjudul wabah-dressed-to-kill dan mendapat satu komentar waktu itu. Berlanjut ke postingan kedua dengan judul band-indie-vs-band-swadaya dan entah sudah dibaca berapa manusia.
Selain kegemaran dari sang amatir untuk menulis, fotografi juga menjadi pekerjaan dan kesibukan waktu itu. Beberapa momen dan event sempat terekam dalam sebuah kamera sang amatir. Momen-momen itu juga sempat sang amatir posting di blog usangnya waktu itu, yang pertama adalah  grebeg-maulud . Tidak peduli panas, dan tidak peduli hujan, sang amatir selalu ada di setiap momen yang ada untuk mengabadikannya untuk kepuasan batin yang dia harapkan. Walau harus bermandi keringat dan harus berhimpithimptan untuk berlomba mengabadikan suatu momen, sang amatir tidak pernah menyerah. Stage fotografi, ya...ini adalah kegemaran sang amatir dalam fotografi. Beberapa panggung  hiburan dan pensi selalu dikejar untuk diabadikan. Seperti pada java-rockin-land-pre-event dan foto-panggung-pensi-sma-9-yogyakarta yang sempat sang amatir pamerkan melalui yohanardhika.blogspot.com.
Sampai pada akhir 2009, sang amatir masih produktif dengan memposting sebuah liputan, yaitu  borneo-festival . Dan sempat berhenti karena ketebatasan otak dari sang amatir. Februari 2010 tepatnya, ada sebuah ekspo clothing yang diadakan di Jogja pada waktu itu. Sang amatir bersama salah seorang rekannya mendapat kesempatan untuk menghajar panggung musiknya di dalam barikade selama tiga hari penuh. Yang hasil-hasil terbaiknya sang amatir posting di  exhibition-room-2010-day-1exhibition-room-day-2  dan  exhibition-room-2010-day3 . Dan selesai disitu. Sang amatir seakan tenggelam ditelan bumi dan dimakan belatung hilang entah kemana.   yohanardhika.blogspot.com   pun juga ikut terbengkalai karena sudah tidak terjamah bagaikan jablay.

Ini adalah sebuah catatan perjalanan sang amatir di awal dia melangkah di dunia maya. 


-Sang Amatir-

#PORTOFOLIO

Malam semakin larut ketika sang amatir membuka kembali memory lama mengenai hasil karya terindah yang pernah dia hasilkan. Ketika mouse tertuju pada sebuah folder bertuliskan "Semua Hasil Jepretanku" yang masih tersusun rapi di PC. Lalu terbukalah semua kenangan indah bersama CACA sang kamera Canon 350D kesayangan.
Wanita-wanita nan cantik dan molek dulu pernah beberapa kali singgah di kamera itu. Dengan berbagai konsep sang amatir berusaha membuat suatu yang indah. Pernah terbesit keinginan untuk menjadi seorang fotografer profesional, yang mengabdikan seluruh hidupnya di dunia ini. Namun kini dia menghilang. Namun, sang amatir masih ingin melanjutkan itu, walau harus memulai dari nol lagi.
Portofolio ini tidak akan pernah hilang, baik di ingatan maupun di dalam memory harddisk PC sang amatir yang semakin tua. Ini adalah beberapa karya terbaik menurut sang amatir yang bisa dia jadikan motivasi untuk bisa bangkit dan berkarya lagi.











Rabu, 04 Juli 2012

Masih dari Sebuah Album Lama.

Crowd,moshpit,headbang,lighting dan asap panggung...Ya,seperti itulah dulu yang selalu aku cari. Mencari momen dikala yang lain sedang menikmati musik yang sedang beralun dari sang bintang tamu. Menyetel speed dan diafragma kamera yang tepat untuk mendapat hasil yang indah. Lensa fixed 50mm yang selalu menemani di setiap berpetualang mencari indahnya panggung.
Hal yang paling menarik tidak lain adalah berusaha untuk selalu bisa masuk ke dalam backstage waktu itu. Dengan segala cara yang dihalalkan akan selalu dilakukan untuk itu, Sampai membuat presscard ilegal dan mengaku-ngaku sebagai wartawan yang entah berasal dari media mana. Itu semua demi kepuasan dalam mengabadikan sebuah panggung yang indah. Banyak pengalaman suka maupun duka yang bisa didapat dan sang amatir selalu mempunyai keinginan untuk selalu bisa melanjutkan karyanya.
Ini beberapa memory hasil karya terindah yang pernah diperoleh dari petualangan sang amatir.






















Selasa, 03 Juli 2012

Sebuah Album Lama.

Ini adalah sebuah cerita kecil dimana terbukanya kembali sebuah album lama yang sudah lama tidak tersentuh bahkan tidak terlihat. Namun ini adalah merupakan suatu karya seni hasil dari perjalanan seorang amatir yang dulu atau entah sampai sekarang memberikan hidupnya untuk FOTOGRAFI.







Ya...bay@photoaddict mungkin dulu sempat mewarnai berbagai link internet waktu itu. Namun kini kemana dirinya berada? Entah....Namun karya-karya ini sangat berharga jika hanya disimpan dalam "Sebuah Album Lama"