Jumat, 03 Agustus 2012

NOLDUANOLDELAPANDUARIBUDUABELAS

Entah apa yang aku rasakan pada hari itu. Hari rabu tepatnya. Berubi-bertubi kejutan yang aku terima dari orang-orang terdekat begitu membuat perasaan ini sudah tidak bisa lagi berkata untuk menggambarkannya. Mulai dari ulah kawan-kawan yang dengan segala keisengannya membuat seluruh badan ini tidak bisa bergerak dan beraroma absurd sekali. Entah dengan bahan kimia apa saja mereka mencampur dan melumurkan di seluruh badan ini. Sebuah momen yang sangat indah, ketika hal kecil ini begitu indah jika dilihat maknanya. Perhatian. Ya, itu maknanya. Belum berhenti disitu saja, karena tiba-tiba seorang kawan lagi yang sudah dibawah pengaruh alkohol datang dan lagi-lagi membuat aroma tubuh ini sudah tidak jelas lagi. Tiga kali tepatnya aku harus membersihkan badan di malam yang begitu dingin menerpa kota ini. Rumah ini seakan sudah menjadi kapal pecah yang berantakan dan puing-puing material yang tadi menimpaku tercecer dimana-mana.
Pukul lima pagi tepatnya ketika semua sudut rumah akhirnya berhasil untuk dievakuasi dari puing-puing itu. Dan tubuh serta mata sudah tidak lagi bersahabat karena kelelahan yang sangat terasa. Akhirnya sebuah kamar menjadi tempat berlabuh dan beristirahat sejenak. Dan......Surprise....Seorang #Kamu yang tadinya ijin untuk pergi ke Jakarta sukses membuat aku terbangun dari istirahatku yang sejenak. Dengan sepotong rainbow cake ditangan dihiasi empat lilin kecil yang memaksaku untuk membuat make a wish dan meniupnya. Ditambah pemberian sebuah kotak kecil yang berisi kunci dan aku harus lagi-lagi dipaksa untuk mencari sebuah harta karun yang bisa dibuka untuk kunci itu. Rasanya badan ini enggan sekali untuk bergerak dan repot mencarinya. Tapi karena #Kamu dan aku harus mencari sebuah kotak harta karun. Dan lagi-lagi, surprise yang tak kunjung berakhir setelah melihat isinya.......
Dan lupakan momen itu, walaupun momen itu begitu berharga dan bermakna. Tapi menurutku ada yang lebih bermakna dari itu semua. Dibawah teriknya matahari siang itu, akhirnya aku bisa melihat senyummu yang tiba-tiba mengembang setelah membuka pintu sebuah kendaraan roda empat itu. Mungkin begitu sederhana apa yang terlihat, namun harapan dari barang itu yang terlalu suci dan berharga. Seiring dengan melajunya kendaraan roda empat itu, #Kamu mulai dengan senyum dan sedikit berkata-berkata sebelum akhirnya sebuah janji suci itu terlontar di antara kita.
Ya...tanggal ini sekarang sudah tidak hanya menjadi momen ulang tahunku saja. Namun juga menjadi pengingat dari janji manis kita dibalik panasnya kota di siang itu. Akhirnya setelah proses yang tidak begitu gampang, namun berliku dan berkelok, semua tembok penghalang dan segala prinsip terpatahkan. Semua yang dulu ditakutkan dan selalu menjadi ganjalan kini sudah terhapuskan. Sekarang janji itu sudah terlontar diantara kita berdua. Sebuah status sosial sudah tertulis diantara kita berdua. Semua pengharapanku untuk masa depan denganmu kini sudah terbuka. Walau aku tahu semua proses itu belum berakhir sampai disini. Masih panjang proses yang harus kami berdua lalui untuk masa depan. 
Tetaplah berproses dan tetaplah untuk menjadi teman dalam berceritaku.

Dari aku yang akan selalu bercerita

Rabu, 01 Agustus 2012

Dua Empat

Yogyakarta, 2 Agustus 2012
Menikmati malam ini seperti malam biasanya, tidak ada yang istimewa dan tidak ada yang terlihat berbeda. Masih bersama kawan-kawan dan tiga anjing kecil yang selalu meramaikan sebuah rumah di sudut kecil kota ini. Malam ini angin berhembus begitu dingin, sampai masuk ke setiap sudut rumah ini. Nampak tenang dengan sedikit bercandaan dari beberapa anak muda. Sungguh malam ini seperti malam-malam biasanya.
Keheningan malam ini seakan mengiringi detik jam yang terus menuju ke pukul 12 malam atau tepat pukul 0 di tanggal 2 Agustus. Dan tanpa disadari ternyata di malam ini tepat di angka dua empat seorang anak muda dari Semarang ini merayakan hari lahir.
Dua empat. Ya....mungkin angka ini terlihat biasa saja, tanpa ada yang istimewa seperti angka-angka yang lainnya. Namun dua empat kali ini dimaknai sangat dalam olehku. Oke, ini adalah usiaku sekarang. Usia yang tentunya bukan anak-anak lagi, dan juga bukan remaja lagi, namun sudah ke jenjang yang lebih dewasa. Dua empat, yang ternyata dulu orang tuaku di usia ini sudah mempunyai anak, yaitu aku. Namun aku, sekarang, di usia ini belom menjadi apa-apa. Bahkan lulus dari study pun belom juga tercapai. 
Seolah malam ini mengingatkan kembali di masa-masa silam. Yang tepat di tanggal ini juga selalu merayakannya bersama orang tua. Dengan kecupan kecil sang ibu di kening yang membuat hati seakan bangga. Tidak peduli akan harta, tidak peduli dengan kado dan tidak peduli dengan surprise yang biasanya diharapkan setiap orang yang merayakannya. Hanya membutuhkan orang-orang tersayang ada di dekat kita itu sudah cukup membuat bahagia. Karena bahagia itu sederhana dan murah, namun maknanya sangat dalam.
Banyak harapan dan cita-cita yang belom dapat digapai hingga usiaku yang sudah banyak ini. Aku sadar akan keterbatasan diri yang selalu menjadi penghambat akan cita-citaku. Namun sekali lagi, cita-cita adalah harapan yang pantas untuk diperjuangkan. Dan akan selalu aku berusaha untuk dapat meraihnya. Harapan demi harapan terlontar dari mulut kecil ini. Namun harapan kecil yang seakan sangat berarti adalah harapan untuk dapat segera membanggakan orangtua dengan apa yang biasa disebut orang dengan "title". Harapan itu yang akan selalu aku ingat untuk segera aku raih di angka dua empat ini. 
Yang jelas, dua empat ini aku sangat rindu dengan masa-masa bisa bersama dengan orang tersayang melewati momen berharga ini. Sekian.

Happy Birthday..Happy Birthday..Happy Birthday to me..............
Wish You All The Best....
-Dua Empat-